Skip to main content

Pulang Ke Kotamu



Pada sekitar tahun 1980-an, seorang Profesor bidang manajemen organisasi dari Weatherhead School of Management, Case Western Reserve University, Ohio, Amerika Serikat, bernama David L. Cooperrider, mengembangkan sebuah pendekatan baru yang dikenal dengan pendekatan Appreciative Inquiry. Pendekatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menggapai sebuah perubahan di masa depan berlandaskan pengalaman positif dan keunggulan nyata yang telah dicapai pada masa lalu. Ini merupakan pendekatan alternatif terhadap pendekatan konvensional yang biasa dikenal sebagai pendekatan hadap masalah (problem solving)

Pendekatan baru ini tetap mengakui adanya masalah dalam realitas, namun ia tidak menjadikannya sebagai fokus untuk merancang perubahan pada masa depan. Pendekatan ini lebih memilih fokus kepada pengalaman keberhasilan atau pengalaman positif dan keunggulan yang telah terbukti dapat dicapai. Pengalaman positif dan keunggulan yang telah terbukti dapat dicapai itu merupakan modal utama yang sangat potensial untuk dikembangkan, diperluas, diinovasi dan diduplikasi secara kreatif untuk menciptakan perubahan-perubahan di masa depan. Berlandaskan modal utama itu, individu-individu mengembangkan impian (dream) dan rancang bangun (design) masa depan yang lebih positif, disertai keyakinan bahwa kemungkinan-kemungkinan perubahan lebih baik di masa depan itu tetap dapat diraih. 

Pendekatan ini terbukti telah membantu banyak organisasi dan komunitas masyarakat di banyak belahan dunia mengalami perkembangan positif yang luar biasa dan produktif. Yang menarik, dalam pendekatan ini, organisasi atau komunitas itu didekati sebagai sebuah karya seni atau karya sastra yang senantiasa terbuka untuk ditafsirkan dan diapresiasi sehingga membuka kemungkinan luas bagi pengembangan kreativitas.

Penerbitan Antologi Cerita Pendek “Pulang Ke Kotamu” ini memiliki landasan yang sama dengan pendekatan yang dikembangkan oleh Profesor David L. Cooperrider itu. Penerbitan Antologi ini dilandaskan kepada kenyataan bahwa masyarakat kita telah terbukti masih melahirkan penulis-penulis sastra yang berkualitas, kreatif dan produktif, yang dengan seluruh keunikan diri dan lokalitasnya sanggup membaca realitas kehidupan di sekitarnya dan menawarkan perspektif kepada publik. Para penulis ini memiliki beragam profesi lain dalam kehidupan sehari-hari dan hal itu justru berkontribusi kepada kekayaan karya-karya sastra yang ditulisnya sehingga karya-karya itu selalu asyik untuk dibaca dan diapresiasi. Lahirnya penulis-penulis sastra generasi kini yang berkualitas, kreatif dan produktif ini merupakan pengalaman positif dan keunggulan yang terbukti tercapai. Lahirnya penulis-penulis baru yang menghasilkan karya sastra ini merupakan modal utama yang menjanjikan perkembangan dan perubahan positif masyarakat (sastra) di masa depan.

Penerbitan Antologi Cerita Pendek ini merupakan sebuah proses dialog dan proses berbagi sumberdaya kreatif di antara para penggiat sastra, yang dilandasi keyakinan bahwa penulisan karya sastra, penerbitan, dan kegiatan-kegiatan apresiasi yang mengikutinya akan melahirkan komunitas-komunitas sastra yang semakin produktif dan menyehatkan di masa depan. Seluruh proses ini diyakini akan mampu menularkan motivasi, menumbuhkan “keasyikan” untuk terus-menerus menulis atau terlibat dalam aktivitas apresiasi sastra, melahirkan karya baru dan penulis baru, menumbuhkan minat baru terhadap sastra, dan melahirkan komunitas-komunitas yang merasa bahagia untuk memilih dan menjalankan aktivitas produktif dan kreatif. Itu berarti, seluruh proses dialog dan berbagi yang dilakukan oleh para penggiat sastra ini sangat mungkin melahirkan individu-individu yang mengalami pertumbuhan positif pada masa depan. 

Semoga penerbitan Antologi Cerita Pendek yang merupakan proses dialog dan berbagi di antara para penggiat sastra ini sungguh-sungguh mengalirkan, menumbuhkan, melahirkan, dan menguatkan daya-daya kreatif dan produktif di masa depan. 


Selamat membaca!

Indro Suprobo, Editor