Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Yogya Bercerita, Catatan 40 Wartawan ala Jurnalisme Malioboro

  Mengapa menggunakan sebutan “paguyuban”? Karena tujuannya  semata-mata supaya benar-benar guyub. Dalam pengertian rukun tidak perlu ribet dengan tetek bengek sistem sebagaimana persyaratan sebuah organisasi. Secara periodik mengadakan pertemuan silaturahim kumpul-kumpul dalam rangka “ngrabuk nyawa”. Bersenda-gurau bersama melepas kerinduan setelah berpuluh-puluh tahun terbenam dalam kesibukan menjalankan profesi kewartawanan. Kata orang untuk memperpanjang usia.  Dipilih istilah “sepuh” dan bukan “tua” untuk paguyuban para wartawan ini karena memang mengandung maksud. Sepuh tidak sekedar tua usia, tetapi juga dimaknai dengan adanya kandungan unsur “wise”. Dianggap sudah sampai pada tahapan “menep” dalam menjalani kehidupan. Maka disepakatilah sebutan Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS) ini. Jadi sangat jelas, paguyuban para wartawan sepuh ini bukanlah sebuah organisasi. Pada pertemuan PWS yang kesekian kalinya yang kebetulan diadakan di Omah Petruk padepokan milik Romo Sindhunata, beliau