Skip to main content

Rumah Kita, Antologi Puisi


 

Awalnya, kita lakukan satu aktivitas sastra, dalam bentuk pertunjukan sastra, yang diberi nama Sastra Bulan Purnama. Setiap bulan, pada bulan purnama kita saling bertemu sambil membacakan puisi. Pendeknya, mengisi bulan purnama dengan rasa bahagia dan penuh persahabatan, dan sastra, dalam hal ini puisi, menjadi pilihan untuk bertemu. Tidak terasa, sejak diselenggarakan pertama kali pada bulan Oktober 2011, sekarang, tepatnya bulan September 2018 ini telah memasuki usia 7 tahun. Artinya, selama 7 tahun, persahabatan dari banyak kota di Indonesia, saling dipertemukan melalui karya sastra, khususnya puisi.

Mencoba untuk meneruskan ruang konvensional, dalam hal ini ruang pertunjukan Sastra Bulan Purnama, saya membuka ruang lain, yang lebih terbuka, bahkan bisa saling bertemu dari tempat yang berbeda tanpa perlu meninggalkan lokasi, ruang itu berupa media on-line yang saya beri nama Sastrapurnama.com. Media on-line yang belum genap satu tahun ini adalah upaya untuk memberi ruang interaksi antar penyair khususnya dan pecinta sastra pada umumnya.

Sebagaimana Sastra Bulan Purnama yang digelar setiap bulan, Sastrapurnama.com kita tempatkan sebagai rumah bersama, yang setiap orang bisa ikut aktif bahkan ‘bersama memiliki’ untuk mengembangkan rumah bersama itu. Sebagai rumah, nama rubrik kita ambil dari nama-nama dalam struktur bangunan rumah. Untuk menjelaskan menyangkut Sastrapurnama.com berikut struktur rubrikasinya: 

Sastra Bulan Purnama merupakan satu ruang, yang mana setiap orang bisa mengembangkan kreativitasnya di bidang sastra terutama puisi dan cerpen. Sebagai ruang yang bersifat konvensional, setiap Bulan Purnama selalu ada pertunjukan sastra dalam bentuk membaca puisi, lagu puisi, musikalisasi puisi, dan dramatisasi puisi. Pendek kata, Sastra Bulan Purnama memberikan ruang ekspresi bagi para pecinta sastra.

SastraPurnama online ini menyampaikan informasi kepada publik hal-hal yang menyangkut sastra dan kebudayaan. Pada sastra bisa menulis puisi dan pada kebudayaan yang amat luas, kita ambil empat hal: Pertama yang menyangkut buku. Kedua: diskusi-diskusi. Ketiga: Informasi lain menyangkut pertistiwa sastra dan kesenian lainnya. Keempat: profil penyair/seniman lainnya.

Sebagai satu rumah, nama-nama rubrik diambil dari struktur rumah, yakni

Teras, merupakan halaman depan, sehingga sebelum memasuki rumah selalu akan berawal dari sini, dan diisi informasi peristiwa sastra dan kesenian lainnya.
Ruang Tamu, menampilkan profil penyair dan seniman lainnya.
Ruang Tengah, untuk mewadahi puisi.
Kamar Belajar, berkaitan perihal perbukuan.

Belum semua rubrik dapat di-update secara rutin, meskipun sudah ada isinya. Salah satu rubrik dari Sastrapurnama.com adalah Ruang Tengah, yang menyajikan puisi karya penyair dari mana saja, dan ditayangkan setiap Kamis. Saya meminta Umi Kulsum untuk ‘menjaga gawang’ rubrik ini. Dengan serius, Umi mengundang para penyair untuk mengirim puisi di rubrik Ruang Tengah, dan sampai akan diterbitkan menjadi buku terkumpul 20 penyair dari berbagai kota, dan setiap penyair mengirimkan paling sedikit 5 puisi, sehingga ada sekitar 100 puisi, yang segera diterbitkan menjadi buku, dan semua diambil dari Sastrapurnama.com.

Kita tahu, meskipun media on-line mudah sekali ditemukan, dan kita juga sangat mudah mencari puisi melalui media digital, media dalam bentuk buku belum sepenuhnya bisa ditinggalkan, dan penyair, juga publik pembaca, masih merasa perlu memiliki buku puisi. Maka, puisi-puisi yang ditayangkan di Sastrapurnama.com diterbitkan menjadi buku.

Judul buku diambil dari salah satu judul puisi karya Ristia Herdiana, ‘Rumah Kita’. Pilihan judul ini diambil karena memang Sastrapurnama.com dan Sastra Bulan Purnama adalah rumah kita bersama untuk menumbuhkan kreativitas. Judul puisi Ristia, dirasa pas untuk menggambarkan rumah kita tersebut.

Sebut saja, sebagai rumah bersama, Sastrapurnama.com memerlukan banyak orang untuk ‘saling menghidupi’ agar keberlanjutan dari rumah bersama terus terjaga, maka akan lebih baik kita saling bersama memiliki rumah itu, untuk kita kembangkan dan terus kita hidupkan.

Saya mengawalinya, semacam memberikan fondasi awal, agar rumah ini berdiri dan orang mengenalnya. Keberlanjutan dan kepemilikan kolektif, barangkali perlu untuk didiskusikan dan bersama membuat formulanya.

Buku puisi yang terbit kali ini, merupakan buku pertama untuk menandai, bahwa Rumah Kita telah ada, bahkan dalam tiga bentuk: ruang konvesional dalam bentuk Sastra Bulan Purnama dan ruang digital dalam bentuk Sastrapurnama.com dan yang ketiga, buku puisi. Ketiganya, saling berinteraksi.


Ons Untoro

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Sastrapurnama.com