Sastra Bulan Purnama, sebagai ruang
berkarya dan persahabatan, pada edisi 145 di bulan Oktober 2023 memasuki usia 12 tahun. Kegiatan
pembacaan puisi diselenggarakan setiap bulan, dan selalu menghadirkan penyair
dari berbagai kota di Indonesia.
Untuk menandai 12 tahun Sastra Bulan
Purnama diterbitkan dua buku. Satu buku puisi karya 99 penyair dari berbagai
kota. Masing-masing penyair mengirimkan 2 puisi, satu di antaranya bertema
keberagaman. Satu buku lainnya kumpulan esai
karya 41 penulis, yang tinggal di berbagai kota dan pernah tampil membaca puisi di
Sastra Bulan Purnama atau pernah
terlibat di dalamnya. Masing-masing menuliskan pengalamannya
mengenai Sastra Bulan Purnama.
Dua buku tersebut masing-masing berjudul
‘Silaturahmi Puisi’ untuk buku puisi, dan
‘Oase Di (Tepian) Kota’ untuk kumpulan esai. Dua buku tersebut akan
diluncurkan Sabtu, 14 Oktober 2023. Dimulai pukul 13.00 yang diisi
bincang-bincang mengenai kedua buku tersebut, yang akan diselenggarakan di
Balai Bahasa Yogyakarta, Jl. I. Dewa Nyoman Oka No 34, Kotabaru, dengan narasumber Simon
HT, alumnus Filsafat UGM, pemikir kebudayaan dan Matroni Muserang,
penyair dan pengajar STKIP PGRI Sumenep, yang akan dimoderatori oleh Indro Suprobo, editor
dan penerjemah buku.
Setelah bincang-bincang, akan diteruskan
pembacaan puisi karya 99 penyair yang terkumpul dalam buku ‘Silaturahmi Puisi’.
Sejumlah penyair dari berbagai kota akan tampil membacakan puisi karyanya. Mereka
di antaranya: Naning Pranoto (Jakarta), Adri Darmaji Woko (Depok), Indri Yuswandari (Blitar), Heru Mugiarso, Sulis
Bambang (Semarang), Suyitno Ethex (Mojokerto), Selsa, Nella, Dini, Tri Rahayu
dan Ika Permata Hati, (Temanggung), Agus Manaji (Magelang), Dimas Indiana Senja
(Banyumas), Yuliani Kumudaswari, Sutirman Eka Ardhana, Daffa Randai, Ana Ratri, Genthong HSA, Enes
Pribadi, Sonia Prabowo, Joshua Igho, Marjuddin Suaeb (Yogyakarta), dan sejumlah
penyair lainnya.
Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama menyebutkan, Sastra Bulan Purnama kali
ini melakukan sinergi dengan beberapa lembaga di antaranya Balai Bahasa
Yogyakarta, Museum Sandi Yogyakarta. Keduanya di Kotabaru, dan didukung
PT. Luas Birus Utama, yang peduli pada
perkembangan literasi.
“Kegiatan literasi, dalam hal ini
pertunjukan sastra tidak bisa bergerak sendiri, diperlukan sinergi dengan
lembaga-lembaga lain untuk menopang agar kegiatan sastra terus berlanjut” ujar
Ons Untoro.
Sementara Dr. Drs. Harris Susanto,
M.Hum., direktur PT. Luas
Birus Utama, merasa perlu mendukung
kegiatan pengembangan literasi agar tidak berhenti, apalagi Sastra Bulan
Purnama sudah memsuki 12 tahun.
Fathul Wahid, Rektor
UII,Yogyakarta, yang pernah tampil membaca di Sastra Bulan Purnama menyebutkan,
Sampai
2023, SBP telah menjalani 12 tahun
yang penuh makna. Usia ini bisa jadi masih pendek untuk menuntaskan misi mulai bersama di jalan sastrawi yang lengang, tetapi cukup panjang untuk menguji konsistensi.
“Semoga SBP terus menjadi wadah inklusif yang mengakomodasi beragam
kalangan penikmat dan pegiat sastra. Dengan dukungan dan partisipasi dari beragam pihak, SBP dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi
positif bagi dunia sastra Tanah Air”, kata Fathul Wahid
Fauzi Absal, penyair Yogyakarta mengatakan,
barangkali karena Ons bernaluri atau berlatar belakang aktivis di masa Orde
Baru yang kemudian berganti haluan menjadi penggerak sastra, maka naluri
keaktivisannya sangat mendukung untuk menggapai tujuannya.
“Di tangan dingin Ons, dinamika sastra Yogyakarta
menjadi bersemarak dan menginspirasi gerakan sastra di batin masyarakat” ujar
Fauzi Absal (*)