Skip to main content

Bulan di Pohon Trembesi, Antologi Cerpen




Judul Buku: Bulan di Pohon Trembesi, Antologi Cerpen
Penulis: Ninuk Retno Raras et.al
Editor: Indro Suprobo, Ons Untoro
Isi: 14 X 20 cm, viii + 104 hlm 
Cetakan Pertama: Desember 2023
Penerbit: Tonggak Pustaka


Penulis cerpen ini semuanya perempuan. Semua bercerita tentang perempuan meskipun tidak selalu menyangkut dirinya. Namun semua tidak lepas dari pengalaman hidupnya. Perempuan menulis cerpen, memang tidak harus menuliskan kisah tentang perempuan, tetapi bisa mengambil tema apa saja, termasuk tema-tema absurditas seperti sering kita temukan dalam cerpen-cerpen yang lain. Karena buku kumpulan cerpen ini diterbitkan pada bulan Desember, maka tema yang ditawarkan adalah tentang perempuan, dengan pertimbangan bahwa bulan Desember itu identik dengan bulannya perempuan. 

Oleh karena itu para penulis cerpen ini mengkesplorasi tema perempuan. Pengalaman atau impian mengenai perempuan ditelusuri agar tulisannya terasa kaya. Bahkan, kisah menyangkut pengalaman bersama ibunya menjadi bahan tulisan cerpen. Pendek kata, interaksi bersama perempuan lain, siapapun dia menjadi bahan tulisan.

Dunia perempuan, lebih-lebih dunia ibu, tak habis-habisnya menjadi bahan tulisan. Banyak sisi yang bisa dipilih untuk ditulis, dan biasanya, ketika menulis seorang ibu, hal yang tak bisa dilepaskan dalam kisahnya ialah soal kasih sayang, kesetiaan, ketabahan. Seorang ibu, dalam hidupnya disertai tiga nilai tersebut. Ketika ada cerita yang menyajikan kisah seorang ibu yang cerewet misalnya, cerita itu tetap tak bisa lepas dari tiga hal tersebut, lebih-lebih, ia tak bisa lepas dari unsur kasih sayang ibu.

Cerpen-cerpen dalam buku ini menyajikan berbagai kisah menyangkut perempuan, namun tidak ada yang mengharu biru, seperti kisah dalam sinetron: kisah sedih berakhir bahagia. Penulis yang sudah mempunyai anak misalnya, bisa bercerita melibatkan anaknya, meski tidak diposisikan sebagai tokoh. Artinya, kisah ceritanya berdekatan dengan kehidupannya, meskipun bukan sebagai kisah nyata. Selalu ada imajinasi yang menghidupkan cerita yang dikisahkan.

Ada juga kisah yang menyajikan pengalaman tentang murid, karena penulisnya berprofesi sebagai guru. Ini lagi-lagi menegaskan, kisah cerita diambil dari hal-hal yang dekat dalam kehidupannya.

Begitulah kisah dalam cerpen -cerita pendek- bisa mengambil inspirasi dari kehidupan sehari-hari, atau peristiwa yang dialami, atau malah dunia yang dibayangkan. Semua itu hanyalah kisah, bisa dinikmati sambil mengambil pelajaran nilai-nilai yang ada dalam kisah tersebut.


Bulan di Pohon Trembesi

Saling bercerita bisa dilakukan di mana saja, sambil minum teh dan makan camilan, atau sambil lotisan, atau mengisi suasana reuni. Cerita yang dikisahkan bisa mengenai kenangan, mimpi-mimpi, persahabatan, kasih sayang, cerita keluarga dan lainnya. Yang paling syahdu, saling bercerita saat bulan purnama merekah, sehingga cahaya purnama menambah asyiknya cerita, lebih-lebih di antara sinar bulan purnama ada pepohonan yang membawa angin, sehingga udara segar melengkapi cahaya bulan purnama.

Imajinasi suasana syahdu seperti itu, membayangkan kisah cerita dari cerpen-cerpen yang ada di dalam buku ini, dan salah satu judul di antaranya, rasanya bisa mengikat atau menyatukan semua kisah cerpen yang lainnya. Judul cerpen itu ialah Bulan di Pohon Trembesi, karya Ninuk Retno Raras.

Judul cerpen karya Ninuk kita ambil sebagai judul buku, karena, anggap saja, bisa menjadi pengikat semua cerpen. Masing-masing cerpen saling bercerita, meski lepas-lepas, dan di mana tempat saling bercerita itu, mungkin di halaman yang ada pohon trembesinya, atau pohon apa saja, dan bulan (bundar) terlihat dari sela-sela rimbun daun: saling cerita menjadi terasa tambah syahdu dan akrab.

Begitulah, buku kumpulan cerpen ini, menjadi medium untuk saling mengakrabkan satu sama lain. Barangkali yang belum saling kenal, bisa mulai berkenalan. Yang sudah saling kenal samakin diteguhkan. Saling bercerita adalah media peneguhan itu.

Selamat menikmati cerpen-cerpen ini.