Skip to main content

Semangat Menulis, Semangat Menjaga Yogya, Menjaga Indonesia

 



Judul Buku: Yogyaku, Yogya Kita, Indonesia
Penulis: Ons Untoro et.al
Editor: Sutirman Eka Ardhana, Indro Suprobo
Isi: 14 X 20 cm, vi + 146 hlm 
Cetakan Pertama: Januari 2024
Penerbit: Tonggak Pustaka


SEMANGAT untuk menulis, menulis dan menulis, tak boleh pupus. Menulis yang dimaksud tentu dalam konteks berkarya. Semangat itu tak boleh hilang, tak boleh tenggelam dalam alun kehidupan di usia tua, di masa-masa sepuh. Seperti bara api, semangat itu tak boleh padam, tapi harus tetap menyala, membara, sampai Tuhan menentukan batas akhir kehidupan.

Dan,  buku Yogyaku, Yogya Kita, Indonesia ini merupakan wujud dari bagaimana para mantan wartawan dan sejumlah wartawan berusia lanjut yang tergabung di dalam wadah Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta menjaga serta menggelorakan semangat menulis itu.

Buku ini merupakan buku kumpulan tulisan para "wartawan sepuh" yang keempat. Ketiga buku sebelumnya Yogya Bercerita - Catatan 40 Wartawàn ala Jurnalisme Malioboro (2017), Yang Hilang di Yogya (2018) dan Yogya Masa Datang - Impian-impian Wartawan Sepuh (2021).

Ada 19 tulisan dari 19 penulis terhimpun di dalamnya. Di antara 19 penulis itu terdapat nama Drs. H. Idham Samawi yang sempat menjabat Bupati Bantul dua periode (1999 - 2004 dan 2005 - 2010) dan kini sejak 2014 lalu menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P, serta nama Sri Surya Widati, mantan Bupati Bantul periode 2010 - 2015, yang  sejak beberapa tahun lalu menjabat Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) DIY.

Buku ini sebenarnya sudah disiapkan sejak awal 2022 lalu, ketika pandemi Covid-19 sudah mulai mereda. Tapi karena berbagai hal, baru bisa terwujud sekarang. Bahkan salah seorang penulisnya, yakni ST. Iman Santosa, tak sempat menyaksikan buku yang menghimpun tulisannya itu terbit. Karena tak lama setelah menyerahkan naskah tulisannya, ia berpulang ke haribaan Tuhan. Tepatnya ia berpulang pada tanggal 14 Maret 2022. Sepertinya, tulisan almarhum ST. Iman Santosa di buku ini tersebut, merupakan karya tulisannya yang terakhir. Semoga almarhum damai dan mendapatkan tempat yang indah di sisi Sang Pencipta.

Karena disiapkan saat pandemi Covid-19 mulai mereda yang disertai keyakinan aktivitas kehidupan masyarakat di berbagai sektor akan kembali pulih dan bergairah, maka sebagian besar tulisan di buku ini berbicara tentang apa dan bagaimana Yogyakarta setelah semua keriuhan itu berlalu. Gagasan, pendapat, pemikiran, harapan, dan beragam keinginan yang cemerlang tertuang di dalam tulisan-tulisan itu. Intinya, setelah keriuhan pandemi, Yogyakarta tetap eksis dalam menunjukkan peran dan kepeloporan diri menjaga harkat serta martabat bangsa dan negara. Dan semakin menjulangkan eksistensi diri sebagai Yogyaku, Yogya kita, Indonesia.


Salam Editor

Sutirman Eka Ardhana